Gerimis Senja Hari
Aku kembali menyusuri suatu masa dimana aku pernah mengenal sesuatu yang indah. Sayup – sayup kudengar suara - suara itu. Suara-suara yang begitu akrab di telingaku enam tahun lalu.Perlahan kututup buku harianku, kulangkahkan kakiku menuju suara-suara itu.
“Hai, Nadine, kemana aja? Hampir satu setengah jam kita menunggumu!” Lepka. Ya, itu Lepka. Burung camar yang selalu terluka namun tak seorangpun tahu kecuali aku. Ia begitu manis kini.